Bahaya di Balik Minuman Boba, Kenaikan Berat Badan hingga Diabetes

Sabtu, 12 Juni 2021 - 15:20 WIB
loading...
Bahaya di Balik Minuman...
Bahaya di Balik Minuman Boba, Kenaikan Berat Badan hingga Diabetes. Foto/Times of India.
A A A
JAKARTA - Dibalik rasanya yang enak, minuman boba mengandung bahaya yang menganggu kesehatan. Salah satunya adalah menyebabkan kenaikan berat badan .

Dilansir dari Times of India, Sabtu (12/6) satu porsi minuman boba biasanya mengandung sekitar 400 kalori. Ahli diet, Kong Woan Fei mengatakan, butiran boba saja mengandung 150 kalori.

Dr. Tan Wee Yong, konsultan dokter ahli penyakit dalam Columbia Asia Hospital, menjelaskan bahwa satu porsi minuman boba mengandung 20 sendok teh gula. Angka ini melebihi level kadar asupan gula harian normal orang dewasa.

“Iya bisa menaikkan berat badan, penjahat utamanya adalah gula yang ada di minuman tersebut. Rata-rata satu porsi minuman bubble tea mengandung 20 sendok teh gula," jelas Dr. Tan dilansir dari Columbia Asia.


"Untuk orang dewasa normal yang sehat, dianjurkan untuk mengonsumsi tidak lebih dari delapan sendok teh gula sehari,” sambungnya.

Selain tinggi kalori, faktanya minuman boba disebutkan mengandung karbohidrat tinggi dan minim nutrisi penting seperti serat, vitamin dan mineral. Mengurangi level gula atau menggantinya dengan pemanis buatan seperti gula aren atau bubuk sweeteners tak menjadikan minuman boba bebas bahaya.

Ancaman bahaya berikutnya, yakni resiko memicu diabetes. Disebutkan Kong, minum minuman boba memang tak secara langsung mengakibatkan penyakit diabetes tapi efeknya datang secara berkala.

“Minum bubble tea tidak akan menyebabkan diabetes secara langsung. Namun, kandungan gulanya dapat menyebabkan risiko tinggi tidak hanya diabetes. Tetapi juga sistem kekebalan tubuh yang rendah, penuaan dini dan kerusakan gigi,” ujar Kong.


Selanjutnya, ancaman bahaya yang lebih spesifik seperti masalah pencernaan dan stamina bisa dialami oleh kelompok usia tertentu. Contohnya pada anak-anak dan orang lanjut usia.

“Minuman ini tidak cocok untuk anak kecil dan orang tua, karena mengandung pewarna dan bahan tambahan makanan tertentu. Hal ini dapat menyebabkan anak menjadi hiperaktif," ungkap Dr. Tan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2159 seconds (0.1#10.140)